
SIDRAP, LINTASNEWS7 – Semangat menggerakkan literasi di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) terus bergulir dengan optimisme, meski dihadapkan pada tantangan besar, termasuk rendahnya minat baca masyarakat, bahkan di kalangan pendidik.
Gerakan literasi dinilai mendesak untuk diperkuat melalui sejumlah pendekatan nyata. Pertama, memacu minat baca pelajar dan masyarakat dengan menyediakan fasilitas bacaan yang memadai, mulai dari buku, artikel, hingga literatur lainnya. Kedua, menghadirkan aktivitas yang berorientasi pada pengembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Selain itu, dibutuhkan pula lingkungan literasi yang kondusif. Perpustakaan dengan koleksi beragam, sudut baca di kelas, hingga kegiatan literasi seperti diskusi buku, lomba menulis, dan festival literasi diyakini mampu menjadi motor penggerak.
Tidak kalah penting, gerakan literasi harus melibatkan dukungan kolaboratif dari berbagai pihak: guru, orang tua, siswa, hingga komunitas lokal. Peningkatan keterampilan literasi di kalangan pelajar dan masyarakat juga harus terus digiatkan, disertai pemberian penghargaan terhadap karya literasi berupa tulisan, puisi, maupun karya kreatif lainnya.
Syamsuddin, salah satu pegiat literasi Sidrap, menekankan perlunya kebijakan yang lebih tegas. Menurutnya, regulasi yang mendukung peran perpustakaan sebagai pusat pengembangan literasi, disertai alokasi anggaran memadai, akan mengakselerasi peningkatan indeks kegemaran membaca masyarakat. “Jika hal itu konsisten dilakukan, indeks pembangunan literasi di Sidrap akan tumbuh progresif,” tegasnya.