Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam di Indonesia yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan yang eksistensinya semakin mencerahkan. Secara faktual Muhammadiyah terus berkontribusi, bergerak dibidang pendidikan, mengembangkan filantropi, dan mengurusi kesehatan. Termasuk terlibat aktif mendesakkan resolusi konflik dan perdamaian, advokasi HAM, kebencanaan, reformasi tata kelola SDA, dan lain-lainnya.
Dalam hal Muhammadiyah terus berkontribusi dan mencerahkan Indonesia dan dunia, secara berkemajuan juga melakukan pembinaan, pengembangan dan otorisasi struktural dengan meng-otonomisasi-kan sumberdaya guna memuluskan tujuan organisasi.
Agenda yang digencarkan Muhammadiyah dengan terus melakukan pembinaan, pengembangan dan otorisasi struktural berupa organisasi otonom (ortom) yang dibentuk dengan peran dan tugas masing-masing berdasarkan bidangnya.
Organisasi otonom yang pertama adalah Aisyiyah-fokus pada pemberdayaan perempuan, bergerak di bidang sosial, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Salah satu amal usahanya yang terkenal adalah TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA).
Kedua, Pemuda Muhammadiyah-sebagai organisasi kepemudaan yang bertujuan membina pemuda Islam agar menjadi kader persyarikatan dan bangsa, yang keanggotaannya diatur harus berusia 16-40 tahun.
Ketiga Nasyiatul Aisyiyah, yang dihadirkan khusus untuk remaja putri, fokus pada pendidikan, keagamaan, dan pemberdayaan sosial. Keempat, ada Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang pernah berganti nama menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) pada rezim Orde Baru dan pada masa reformasi kembali sebagai IPM. Eksistensinyab
melekat pada pelajar SMP, SMA, atau sederajat. IPM merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang membina pelajar agar berilmu, berakhlak mulia, dan siap jadi pemimpin masa depan.
Kelima, terdapat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Berbasis di perguruan tinggi dengan agenda besar membangun intelektualitas, keislaman, dan kepemimpinan mahasiswa.
Sementara Hizbul Wathan sebagai ortom keenam merupakan organisasi kepanduan seperti pramuka yang mendidik anak-anak dan remaja dalam kepemimpinan, keterampilan, dan akhlak Islam.
Berikutnya yang ortom yang ketujuh adalah Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Pendiriannya untuk tujuan seni bela diri pencak silat dengan nilai-nilai Islam. Tapak Suci bukan hanya diakui di tingkat nasional tapi juga ditingkat internasional.
Ketujuh ortom Muhammadiyah inilah yang diyakini memiliki daya juang-semangat tinggi dalam menggerakkan dan menjalankan punya misi dakwah, kaderisasi, dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah.
Secara khusus, menyoal perhelatan pengukuhan kepengurusan Hizbul Wathan (HW) sebagai organisasi kepanduan di kabupaten Sidrap. HW diharapkan memberikan kemanfaatan dan mewarnai gerakan kepanduan yang berkemajuan di Bumi Nene Mallomo.
(Penulis; Syamsuddin Saleng, Koordinator Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Kab. Sidrap)
