
LINTASNEWS7.COM -- SIDRAP . Informasi tentang gizi merupakan kebutuhan dasar setiap individu untuk menjaga kesehatan. Hak atas informasi gizi yang akurat adalah hak asasi, dan penting agar masyarakat mendapatkan pengetahuan yang benar tentang pola makan yang sehat. Namun, terdapat tantangan dalam penyebaran informasi gizi, terutama dalam era digital di mana informasi yang tidak terverifikasi atau keliru sering tersebar luas. Misalnya, promosi diet ekstrem atau suplemen yang tidak terbukti secara ilmiah bisa menyesatkan masyarakat.
Industri makanan sering mempromosikan produk yang tinggi gula, garam, dan lemak, yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat dalam jangka panjang. Pada konteks ini, etika kesehatan masyarakat menuntut transparansi dan tanggung jawab dari perusahaan untuk memberikan informasi nutrisi yang jelas pada produk makanan.
Meskipun setiap individu bertanggung jawab atas pilihan mereka sendiri, masyarakat dan lingkungan sosial memiliki peran besar dalam menyediakan informasi dan sarana untuk pilihan yang sehat. Etika kesehatan masyarakat menempatkan pentingnya kolektivitas : masyarakat dan pemerintah bertanggung jawab dalam mendukung individu melalui regulasi, edukasi, dan menyediakan infrastruktur yang mendukung pola makan sehat.
Penting juga untuk mempertimbangkan ketimpangan akses terhadap sumber daya dan kebutuhan gizi. Di berbagai daerah, terutama di daerah terpencil atau kurang mampu, akses informasi dan makanan bergizi masih terbatas. Dalam konteks ini, etika kesehatan masyarakat menuntut adanya dukungan dari berbagai pihak untuk menyediakan program bantuan yang tepat sasaran, seperti pemberian makanan tambahan atau subsidi pangan. Kesejahteraan dan pemenuhan gizi adalah hak setiap individu, sehingga pendekatan etis di sini harus mengutamakan akses yang merata bagi semua masyarakat tanpa memandang latar belakang ekonomi keluarga.
Dalam konteks etika kesehatan masyarakat, peran profesional gizi menjadi sangat krusial sebagai penjaga garda depan edukasi publik. Tanggung jawab mereka bukan hanya memberikan informasi tentang pola makan yang sehat, tetapi memastikan bahwa informasi tersebut ilmiah, berbasis bukti, dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan komersial. Tantangan ini semakin kompleks ketika profesional gizi dan kesehatan berhadapan dengan tawaran promosi produk dari industri makanan atau suplemen.
Namun, dalam penyebaran informasi gizi, terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti potensi penyebaran informasi yang salah atau menyesatkan. Oleh karena itu, penting bagi penyebar informasi untuk memastikan bahwa sumber informasi yang digunakan adalah kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menyebarkan informasi gizi dapat menjadi alat yang efektif, tetapi juga harus disertai dengan pemahaman etika dalam penggunaannya. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi yang benar, tetapi juga memahami cara mengakses dan menggunakan informasi tersebut dengan bijak.
Penulis : Devy Febrianti
(Mahasiswa Program Doktoral FKM Unhas angkatan 2024)