
Sidrap, lintasnews7 - Di tengah sorotan nasional terhadap panen raya di Majalengka, Jawa Barat, yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) menunjukkan kekuatannya dari Timur. Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, bersama Wabup Nurkanaah, dan jajaran pemerintah daerah turun langsung ke sawah bersama ratusan petani untuk menunjukkan komitmen Sidrap dalam mendukung swasembada pangan nasional.
Sidrap bukan pemain baru dalam dunia pertanian. Namun, kini kabupaten ini sedang naik kelas, bertransformasi dari sekadar lumbung padi Sulsel menuju laboratorium agrikultur nasional. Salah satu ikon utama transformasi ini adalah program pompanisasi yang dijalankan dengan strategi matang berbasis data dan teknologi.
"Pompa ini bukan cuma alat. Ini simbol transisi," jelas Bupati Syaharuddin yang memiliki latar belakang sebagai anak petani dan bergelar magister. Tujuannya jelas: menaikkan indeks pertanaman (IP). Sebelum ada pompa, IP di Sidrap hanya 100, artinya petani hanya bisa menanam sekali setahun. Kini, dengan adanya pompa, IP naik menjadi 200 bahkan 300, menandakan petani bisa menanam dua hingga tiga kali dalam setahun. Hal ini bukan hanya meningkatkan ekonomi petani, tetapi juga meningkatkan kemandirian mereka.
Sejak 2024, lebih dari seribu pompa disebar di Sidrap dengan strategi yang matang berbasis peta air tanah, data iklim mikro, hingga potensi aliran sungai. Petani tak lagi bergantung pada hujan dan mulai beradaptasi dengan perubahan iklim. Dr. Amin Nur dari Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Serelia Kementan RI mengatakan bahwa program ini bukan proyek karbitan, melainkan hasil perencanaan yang presisi dan kolaboratif.
Selain pompanisasi, Sidrap juga mengarap lahan rawa yang dulu dianggap tak produktif. Dari jatah 4.050 hektar, banyak yang sudah digarap maksimal. Bahkan dibentuk pula Brigade Pangan yang mengelola masing-masing 200 hektar lahan. Pendekatan semi-militeristik dengan disiplin dan gotong royong dipadukan dalam program ini untuk mencapai efisiensi dan solidaritas.
Lahan kering juga tak lupa mendapat perhatian. Dari 18.000 hektar yang diajukan ke pusat, 3.000 hektar sudah disetujui untuk dioptimalkan. Tahap selanjutnya adalah studi kelayakan (SID) yang menganalisis potensi lahan dari segi geomorfologi, tekstur tanah, dan kapasitas air tanah.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Pemkab Sidrap serius dan progresif dalam mengembangkan pertanian di daerahnya. Syaharuddin Alrif dan Wabup Nurkanaah bukan cuma pejabat, tetapi pemimpin yang berpikir jauh ke depan
Kunjungi channel YouTube kami