
Sidenreng Rappang, Lintasnews7 — Proses perkuliahan mata kuliah Governansi Digital di Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) berlangsung dinamis dan inspiratif. Dosen pengampu, Sandi Lubis, S.IP., M.A.P, menghadirkan pendekatan pembelajaran berbasis diskusi yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, kolaboratif, dan solutif terhadap isu-isu digitalisasi pemerintahan.
Mahasiswa dari Program Studi Administrasi Publik kelas A dan B terlibat aktif dalam mengkaji konsep serta praktik tata kelola digital di era modern. Kegiatan ini tidak hanya menekankan pemahaman teori, tetapi juga analisis terhadap fenomena aktual seperti transformasi layanan publik berbasis digital, keamanan siber, hingga partisipasi masyarakat dalam e-governance.
Dalam proses pembelajaran, mahasiswa dibagi ke dalam kelompok diskusi tematik yang membahas berbagai isu strategis, di antaranya:
1.Inovasi pelayanan publik berbasis digital di Indonesia
2.Tantangan keamanan data dan privasi masyarakat
3.Integrasi model smart governance dalam tata kelola daerah
3.Peran masyarakat dalam e-participation.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisisnya di hadapan dosen dan rekan sejawat, diikuti dengan sesi feedback kritis. Pendekatan ini melatih kemampuan berpikir analitis, komunikasi akademik, serta menumbuhkan sensitivitas terhadap isu-isu aktual dalam tata kelola pemerintahan digital.
Dari proses ini, mahasiswa tidak hanya menghasilkan laporan dan presentasi, tetapi juga karya akademik berupa mini paper dan policy brief yang berorientasi pada solusi kebijakan publik digital.
Menurut hasil evaluasi kelas, mahasiswa menunjukkan peningkatan signifikan dalam mengaitkan teori dengan praktik, serta memahami pentingnya integrasi teknologi informasi dalam menciptakan sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
Dosen pengampu, Sandi Lubis, menegaskan bahwa pembelajaran berbasis diskusi merupakan bagian dari upaya membangun budaya akademik yang aktif dan reflektif.
“Kelas bukan sekadar ruang transfer pengetahuan, tetapi arena membangun nalar kritis dan kreativitas. Mahasiswa harus mampu berpikir, berdialog, dan menciptakan ide yang relevan dengan kebutuhan pemerintahan digital hari ini,” ujar Sandi Lubis.
Pendekatan ini diharapkan melahirkan generasi birokrat muda dan akademisi yang melek teknologi, berpikir strategis, serta memiliki etika digital dalam membangun tata kelola pemerintahan yang transparan dan partisipatif.
Secara akademik, metode pembelajaran ini menghasilkan tiga capaian utama:
1. Input – Pemahaman mendalam terhadap teori dan literatur terkini mengenai digital governance;
2. Proses – Terbentuknya interaksi dialogis dan kolaboratif yang menumbuhkan kecakapan berpikir kritis;
3. Output & Outcome – Lahirnya karya akademik aplikatif serta karakter intelektual yang adaptif terhadap era digital.
Melalui pendekatan tersebut, mata kuliah Governansi Digital diharapkan menjadi wadah strategis untuk menyiapkan mahasiswa Administrasi Publik UMS Rappang sebagai agen perubahan digital governance di masa depan.
Kunjungi channel YouTube kami :