Makassar, lintasnewa7 — Satu tahun pemerintahan nasional di bawah duet Presiden Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka berpadu dengan tujuh bulan kepemimpinan daerah pasangan Syaharuddin Alrif–Nurkanaah (SAR–Kanaah) di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hasilnya mulai terlihat jelas, pertanian yang makin modern, peternakan yang makin maju, dan kesejahteraan masyarakat yang kian meningkat.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 1 Oktober 2025 mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) nasional mencapai 124,36, naik 0,63 persen dibanding bulan sebelumnya. Indikator ini menjadi gambaran kuat bahwa sektor pertanian Indonesia, termasuk Sidrap, tengah mengalami kebangkitan.
Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif menyebut, capaian nasional itu selaras dengan realitas di lapangan.
“Program Presiden Prabowo telah membuka ruang besar bagi daerah seperti Sidrap untuk bergerak lebih cepat. Petani dan peternak kini bekerja dengan sistem yang lebih modern, dengan dukungan irigasi, pupuk, dan pasar yang stabil,” ujarnya di Jumat, (16/10).
SAR–Kanaah dan Transformasi Ekonomi Rakyat
Sejak dilantik tujuh bulan lalu, duet SAR–Kanaah menegaskan komitmen untuk menjadikan Sidrap sebagai lumbung pangan sekaligus pusat pertanian cerdas di Sulawesi Selatan.
Langkah itu bukan sekadar retorika politik, tapi diwujudkan melalui kolaborasi aktif dengan program nasional yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
“Kami sejalan dengan visi Bapak Presiden Prabowo. Swasembada pangan, koperasi rakyat, dan sekolah berbasis ekonomi produktif adalah masa depan Sidrap,” kata Syahar yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Sulsel itu.
Program unggulan nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Swasembada Pangan, dan Sekolah Rakyat, lanjutnya, telah memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat desa.
MBG, misalnya, tidak hanya memberi makan anak-anak sekolah, tapi juga menggerakkan rantai ekonomi dari petani hingga pelaku UMKM lokal.
“Dapur MBG di Sidrap menyerap hasil panen petani, membuka lapangan kerja bagi warga, dan meningkatkan perputaran uang di desa. Efeknya luar biasa terhadap ekonomi rumah tangga,” ujarnya.
Pertanian dan Peternakan Sidrap Bertransformasi
Selama tujuh bulan terakhir, Pemkab Sidrap di bawah kendali SAR–Kanaah juga memperkuat sektor hulu pertanian dan peternakan dengan pendekatan berbasis teknologi.
Bersambung....
Penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) meningkat, sementara peternak lokal kini mulai beralih ke sistem pakan terintegrasi dan manajemen kandang modern.
“Sidrap kini tidak hanya dikenal karena sawah dan jagungnya, tapi juga karena kualitas sapi dan ayam pedaging yang meningkat berkat teknologi pakan dan bibit unggul,” tutur Syahar.
Dampak dari berbagai program itu mulai terlihat jelas. Berdasarkan data BPS 2024, angka kemiskinan di Sidrap turun dari 5,9 persen menjadi 4,8 persen, menjadikan daerah berjuluk Nene’ Mallomo itu sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kemiskinan terendah di Sulawesi Selatan.
“Itu bukan hanya angka, tapi gambaran kehidupan baru masyarakat Sidrap. Mereka kini lebih produktif, lebih berdaya, dan lebih sejahtera,” tegasnya.
Sinergi Pusat dan Daerah
Capaian di Sidrap sejalan dengan paparan Presiden Prabowo dalam Forbes Global CEO Conference 2025 di Jakarta (15/10). Presiden menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen per tahun, di atas rata-rata global yang hanya 1–2 persen.
Prabowo juga mengungkapkan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjangkau 35,4 juta penerima manfaat per hari, menciptakan 1,5 juta lapangan kerja, dan menghidupkan 11.900 dapur MBG di seluruh Indonesia.
Setiap dapur bahkan melahirkan 15 pengusaha lokal baru, memperkuat ekonomi mikro di desa.
Selain itu, berbagai program prioritas nasional terus digulirkan:
Koperasi Merah Putih: Rp200 triliun
Tiga juta rumah rakyat: Rp41,88 triliun
Sekolah Rakyat: Rp11,6 triliun
Lumbung pangan nasional: Rp23,6 triliun
Pembangunan bendungan dan irigasi: Rp20,5 triliun
Menurut Syahar, Sidrap adalah contoh nyata bagaimana kebijakan nasional diterjemahkan menjadi keberhasilan lokal.
Bersambung....
“Kami tidak berhenti di bantuan dan proyek. Kami bangun sistem yang membuat masyarakat mampu berdiri di atas kakinya sendiri,” ujarnya.
Pemerintahan yang Melayani dan Membumi
Syahar–Kanaah menampilkan gaya kepemimpinan yang merakyat namun visioner. Mereka menempatkan pelayanan publik dan penguatan ekonomi rakyat sebagai inti pembangunan. Dalam banyak kesempatan, Syahar turun langsung ke sawah dan kandang untuk berdialog dengan petani dan peternak.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap program pemerintah benar-benar menyentuh mereka yang bekerja di tanah dan di kandang, bukan hanya berhenti di meja rapat,” katanya.
Ia juga menilai langkah Presiden Prabowo dalam menertibkan 1.000 tambang ilegal dan merasionalisasi BUMN menjadi 200–240 entitas adalah bentuk nyata dari keberanian politik untuk menegakkan tata kelola ekonomi nasional yang bersih.
“Kalau pusat tertib, daerah akan kuat. Dan Sidrap siap menjadi bagian dari wajah baru pemerintahan yang bersih dan produktif,” ujar Syahar.
Sidrap: Cermin Kemajuan dari Desa
Tujuh bulan kepemimpinan SAR–Kanaah kini menjadikan Sidrap bukan sekadar lumbung padi, melainkan simbol daerah yang sukses mengintegrasikan kebijakan nasional ke dalam gerak pembangunan lokal.
Bersambung....
Dari Baranti hingga Pitu Riase, geliat ekonomi rakyat semakin terasa. Sawah-sawah hijau kini beriring dengan kandang modern, dapur MBG beroperasi setiap hari, dan anak-anak sekolah menikmati gizi yang lebih baik.
“Kami tidak membangun dari atas, tapi dari bawah—dari desa ke kota, dari rakyat ke negara. Karena sejatinya kemajuan bangsa bermula dari rakyat yang sejahtera,” pungkas Syahar. (*)
Editor: Edy Basri



